Senin, 27 September 2010

DENOMINASI RUPIAH ,PERLU KAH ?


Denominasi ? Apakah itu ?
Akhir-akhir ini sering sekali kita dengar kata-kata seperti itu di telinga kita.Tak perlu di ragukan lagi ,pasti berkaitan dengan uang (hahaha..kapan pemerintah kita lepas dari masalah keuangan ya ?) .Ya ,benar sekali ,istilah yang di adopsi dari kata luar yaitu Denomination yang sudah di Indo-kan alias di EYD-kan menjadi DENOMINASI itu ada kaitannya dengan uang,uang dan uang. Denominasi itu menyenederhanakan denominasi pecahan mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit ( angka nol ) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut . contoh : Rp 1.000 menjadi Rp 1 . dan hal yang bersamaan pun dilakukan juga pada harga-harga barang sehingga daya beli masuarakat tidak berubah .
Nah,terus tujuannya ?
Nih dia tujuan pemerintah kita melakukan denominasi ,adalah :
1. Menghindarkan negara dari hiperinflasi
Denominasi bisa menghindarkan negara kita dari hiperinflasi. Seiring waktu berjalan dan mata uang naik-turun harganya, inflasi akan terus terjadi. Ga mau dong inflasi kita tak terkendali, harga-harga lama kelamaan jadi kaya kejadian di Zimbabwe?
2. Memudahkan proses penghitungan uang
Denominasi bisa memudahkan penghitungan uang, dari pedagang pasar tradisional sampe ke akuntan bank besar, karena nolnya ga begitu banyak.
3. Meningkatkan citra ekonomi Indonesia
Denominasi bisa meningkatkan citra ekonomi Indonesia, jadi kita tidak terlihat sebagai negara yang ekonominya gagal, karena dengan redenominasi, kita bisa mengendalikan inflasi dengan lebih mudah.

Untung Ruginya Denominasi ,
Penyederhanaan yang memudahkan. Seorang akunting tidak perlu menulis angka nol berderet-deret. Angka-angka transaksi saat ini semakin besar seiring kenaikan harga-harga. Hampir semua barang (apalagi kalo beli banyak) pasti ngomong jutaan. Alangkah sederhananya bila cukup menulis beberapa ribu rupiah saja.Jadi gak akan ada lagi mahasiswa/i  akuntansi yang gila karena liat tu nol yang berderet-deret.( Hahaha.. )
Saat membawa duit beberapa juta saja, kantong langsung gembul. Kalau puluhan juta, mesti pakai tas atau kantong plastik. Mungkin lebih enak kalau mau ke bank menabung Rp5 juta, tetapi setelah denominasi, cukup bawa uang 5 ribu rupiah. Kalau ini para ibu-ibu dan kaum hawalah yang merasa termanjakan karena pasti lihat harga yang dipajang merasa murah dan pasti bakal lebih borosss..
Untuk pemerintah nih , Dalam skala lebih besar, anggaran negara kita sudah menembus angka ribuan trilyun rupiah. Dalam beberapa tahun mendatang angka-angka tersebut akan terus  membesar sampai kalkulator tidak sanggup memuatnya. Angka-angka itu dirinci lagi dalam ratusan pos pada ribuan satuan kerja (institusi) negara, dengan komplikasi perhitungan dan pelaporannya…betapa merepotkannya menulis nol yang berderet-deret. Lagipula, apakah angka trilyun betul-betul sudah bermakna trilyun, jangan-jangan hanya menyesatkan dan dibesar-besarkan.Makin pulaslah tidur pejabat kita di gedung barunya.
Terus ruginya , Kekuatiran umum yang muncul dari ide ini adalah ketidaksiapan masyarakat dalam transisi mata uang. Tetapi pihak Bank Indonesia mengatakan bahwa transisi ini kemungkinan berlangsung selama 10 tahun dengan tahapan-tahapan yang direncanakan dengan baik.
Masalah lainnya adalah biaya pengadaan mata uang baru diikuti penarikan mata. Tentu ini memerlukan biaya besar. Lalu perubahan label harga-harga barang di seluruh toko, mall, ataupun supermarket. Tentu ini menimbulkan cost tersendiri. Akan tetapi bila suatu kebijakan dilakukan dengan motivasi yang positip, disampaikan dengan baik, pastilah akan berjalan dengan baik pula. Lagipula, tidak ada kebijakan yang selalu dapat memuaskan semua pihak bukan?

Target Bank Indonesia ,
Pada tahun 2016 hingga 2018, BI menargetkan uang kertas yang beredar saat ini atau Rupiah lama, akan benar-benar habis di masyarakat. BI pun akan melakukan penarikan uang Rupiah lama dan menggantinya dengan uang Rupiah baru.
Tahun 2019 hingga tahun 2020, BI menargetkan seluruh uang Rupiah lama sudah tergantikan dengan uang Rupiah baru. Masyarakat Indonesia akan menggunakan uang Rupiah yang ada saat ini namun dengan nilai yang lebih kecil. Untuk mata uang kecil ini nantinya akan berlaku kembali uang koin dan nilai pecahan sen. Namun untuk melakukan pembayaran dalam jumlah besar, harus membawa uang dalam tas.

Yahh ,Apapun kebijakannya tentang perekonomian negara ini yang di anggap baik ,patutlah kita mendukung dan membantu para pejabat kita dalam usahanya mensejahterakan masyarakat walaupun dengan ngorok di gedung barunya ( kidding ,hehe )

FOR GAMBAR NGACO :



1 komentar:

  1. wahh, ga seru ahh kalo ada denominasi gini.. .
    ane sendiri udh bysa pake duit gedean..

    BalasHapus